Menyajikan berita teknologi informasi terkait gadget, gawai, aplikasi, ponsel, startup, elektronik hingga tips dan trik terbaru terkini.

Tembung Siwi Tegese: Menelisik Makna dan Fungsi Kata Baku dalam Bahasa Jawa

Dalam khazanah bahasa Jawa, terdapat beragam jenis kata yang memiliki fungsi dan makna tersendiri. Salah satu jenis kata yang menarik untuk dikaji adalah “tembung siwi”, yang sering disebut sebagai kata baku dalam bahasa Jawa. Tembung siwi tegese, menelusuri makna dan fungsi kata baku ini, akan membuka jendela pemahaman kita tentang kekayaan dan keindahan bahasa Jawa.

Kata baku dalam bahasa Jawa memiliki peran penting dalam menjaga kesantunan dan kejelasan komunikasi. “Tembung siwi” menjadi pedoman dalam penggunaan bahasa Jawa yang baik dan benar, terutama dalam konteks formal atau resmi. Melalui pemahaman tentang “tembung siwi”, kita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Jawa dan menghormati nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.

Pengertian Tembung Siwi

Tembung siwi tegese

Saudara-saudara yang terkasih, dalam bahasa Jawa, kita mengenal berbagai macam jenis kata atau tembung. Salah satunya adalah “tembung siwi”. Tembung siwi ini memiliki peran penting dalam membangun kalimat yang indah dan bermakna dalam bahasa Jawa. Mari kita dalami bersama apa itu tembung siwi dan bagaimana peran pentingnya dalam bahasa Jawa.

Arti Tembung Siwi, Tembung siwi tegese

Tembung siwi, dalam bahasa Jawa, merujuk pada kata yang memiliki arti khusus. Kata ini tidak dapat diartikan secara harfiah, melainkan memiliki makna kiasan atau makna yang lebih dalam. Tembung siwi ini sering digunakan untuk mengungkapkan perasaan, nilai, atau makna yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata biasa.

Contoh Kalimat Tembung Siwi

Untuk memahami tembung siwi lebih lanjut, mari kita perhatikan contoh kalimat berikut:

  • “Atiku kangen marang sliramu.” (Hatiku rindu padamu.)

Dalam kalimat tersebut, kata “kangen” adalah tembung siwi. Kata “kangen” tidak dapat diartikan secara harfiah sebagai “merindukan”, tetapi memiliki makna yang lebih luas, yaitu perasaan rindu yang mendalam, penuh kerinduan, dan mengharapkan kehadiran seseorang.

Perbedaan Tembung Siwi dengan Jenis Tembung Lainnya

Tembung siwi berbeda dengan jenis tembung lainnya dalam bahasa Jawa, seperti tembung ngoko, krama, dan tembung lan. Tembung siwi memiliki makna kiasan atau makna yang lebih dalam, sementara tembung lainnya memiliki makna yang lebih harfiah. Berikut adalah tabel perbandingan antara tembung siwi dengan jenis tembung lainnya:

Jenis Tembung Pengertian Contoh
Tembung Siwi Kata dengan makna kiasan atau makna yang lebih dalam “Kangen”, “tresna”, “duka”
Tembung Ngoko Kata yang digunakan dalam bahasa sehari-hari “Aku”, “kowe”, “ngomong”
Tembung Krama Kata yang digunakan dalam bahasa halus “Kula”, “panjenengan”, “ngendika”
Tembung Lan Kata yang digunakan untuk menunjukkan hubungan kekerabatan “Bapak”, “Ibu”, “Mas”

Ciri-Ciri Tembung Siwi

Saudara-saudara, dalam mempelajari bahasa Jawa, kita menemukan berbagai macam jenis kata. Salah satunya adalah tembung siwi, yang memiliki ciri khas dan peranan penting dalam membangun kalimat yang indah dan bermakna. Tembung siwi, seperti namanya, memiliki sifat yang halus, lembut, dan penuh makna. Kita akan menelusuri ciri-ciri utama tembung siwi, membedakannya dari jenis tembung lainnya, dan melihat bagaimana tembung siwi berperan dalam kalimat. Mari kita renungkan bersama, agar kita semakin memahami keindahan dan kekayaan bahasa Jawa.

Ciri-Ciri Tembung Siwi

Tembung siwi memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari tembung-tembung lainnya. Ciri-ciri ini menjadi penanda penting untuk mengenali dan memahami fungsi tembung siwi dalam kalimat.

  • Bersifat halus dan lembut: Tembung siwi cenderung menggunakan kata-kata yang lembut dan sopan. Hal ini menunjukkan rasa hormat dan kesopanan kepada lawan bicara. Misalnya, “ngunjuk” (minum) lebih halus daripada “ngombe” (minum).
  • Menggunakan kata ganti “panjenengan” atau “sampun”: Tembung siwi sering menggunakan kata ganti “panjenengan” untuk menunjukkan rasa hormat kepada lawan bicara. Selain itu, penggunaan kata “sampun” (sudah) juga menjadi ciri khas tembung siwi, menunjukkan kesopanan dan kehalusan.
  • Memiliki makna kiasan: Tembung siwi sering menggunakan kata-kata kiasan atau perumpamaan. Hal ini menambah keindahan dan kedalaman makna dalam kalimat. Misalnya, “nglaras” (menyetel) dapat bermakna “menyesuaikan diri”.
  • Menggunakan kata-kata yang jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari: Tembung siwi cenderung menggunakan kata-kata yang lebih formal dan jarang digunakan dalam bahasa sehari-hari. Hal ini membuat kalimat menjadi lebih berkesan dan bermakna.

Contoh Tembung Siwi dalam Kalimat

Berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan tembung siwi:

“Panjenengan sampun ngunjuk teh ingkang wonten ing meja?”

Kalimat tersebut menggunakan tembung siwi “panjenengan” dan “sampun”. Selain itu, kata “ngunjuk” (minum) juga termasuk tembung siwi karena lebih halus daripada “ngombe” (minum). Penggunaan kata-kata tersebut menunjukkan rasa hormat dan kesopanan kepada lawan bicara.

Jenis-Jenis Tembung Siwi

Saudara-saudara yang terkasih, dalam perjalanan kita memahami keindahan bahasa Jawa, kita telah sampai pada pembahasan tentang tembung siwi. Tembung siwi, yang merupakan bagian penting dari struktur kalimat, memiliki peran yang vital dalam menyampaikan makna dan nuansa dalam komunikasi. Mari kita telaah lebih dalam jenis-jenis tembung siwi dan fungsinya dalam kalimat.

Klasifikasi Tembung Siwi Berdasarkan Fungsi

Tembung siwi, sebagaimana namanya, berfungsi sebagai “pelengkap” atau “penjelas” dari tembung kanggo. Tembung siwi ini terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan fungsinya dalam kalimat. Setiap jenis memiliki peran unik yang membantu kita memahami makna kalimat secara utuh.

Tembung Siwi Ingkang Njelasake Tembung Kanggo

Tembung siwi jenis ini berperan untuk memberikan penjelasan lebih detail mengenai tembung kanggo. Tembung siwi ini menjawab pertanyaan “apa?” atau “siapa?” tentang tembung kanggo. Misalnya:

  • Tembung Kanggo: Bapak
    Tembung Siwi: Bapak kuwi guru
    Keterangan: Tembung siwi “kuwi” menjelaskan bahwa Bapak tersebut adalah seorang guru.

  • Tembung Kanggo: Ibu
    Tembung Siwi: Ibu nggolek buku
    Keterangan: Tembung siwi “nggolek” menjelaskan bahwa Ibu sedang mencari buku.

Tembung Siwi Ingkang Njelasake Watek Tembung Kanggo

Jenis tembung siwi ini berfungsi untuk menjelaskan sifat atau karakteristik dari tembung kanggo. Tembung siwi ini menjawab pertanyaan “bagaimana?” atau “seperti apa?” tentang tembung kanggo. Contohnya:

  • Tembung Kanggo: Bocah
    Tembung Siwi: Bocah wis pinter
    Keterangan: Tembung siwi “wis” menjelaskan bahwa bocah tersebut sudah pintar.

  • Tembung Kanggo: Woh
    Tembung Siwi: Woh rasane manis
    Keterangan: Tembung siwi “rasane” menjelaskan bahwa buah tersebut rasanya manis.

Tembung Siwi Ingkang Njelasake Keadaan Tembung Kanggo

Tembung siwi ini menjelaskan keadaan atau kondisi dari tembung kanggo. Tembung siwi ini menjawab pertanyaan “di mana?” atau “kapan?” tentang tembung kanggo. Contohnya:

  • Tembung Kanggo: Buku
    Tembung Siwi: Buku ing meja
    Keterangan: Tembung siwi “ing” menjelaskan bahwa buku tersebut berada di atas meja.

  • Tembung Kanggo: Pertemuan
    Tembung Siwi: Pertemuan dina Selasa
    Keterangan: Tembung siwi “dina” menjelaskan bahwa pertemuan tersebut diadakan pada hari Selasa.

Tembung Siwi Ingkang Njelasake Cara Tembung Kanggo

Jenis tembung siwi ini menjelaskan cara atau metode yang digunakan dalam hubungannya dengan tembung kanggo. Tembung siwi ini menjawab pertanyaan “bagaimana?” atau “dengan cara apa?” tentang tembung kanggo. Contohnya:

  • Tembung Kanggo: Ngomong
    Tembung Siwi: Ngomong kanthi alon-alon
    Keterangan: Tembung siwi “kanthi” menjelaskan bahwa berbicara tersebut dilakukan dengan pelan-pelan.

  • Tembung Kanggo: Nggawe
    Tembung Siwi: Nggawe nggunakake kayu
    Keterangan: Tembung siwi “nggunakake” menjelaskan bahwa membuat tersebut dilakukan dengan menggunakan kayu.

Tabel Jenis-Jenis Tembung Siwi

Jenis Tembung Siwi Fungsi Contoh
Tembung Siwi Ingkang Njelasake Tembung Kanggo Menjelaskan tembung kanggo Bapak kuwi guru
Tembung Siwi Ingkang Njelasake Watek Tembung Kanggo Menjelaskan sifat/karakteristik tembung kanggo Bocah wis pinter
Tembung Siwi Ingkang Njelasake Keadaan Tembung Kanggo Menjelaskan keadaan/kondisi tembung kanggo Buku ing meja
Tembung Siwi Ingkang Njelasake Cara Tembung Kanggo Menjelaskan cara/metode dalam hubungannya dengan tembung kanggo Ngomong kanthi alon-alon

Penggunaan Tembung Siwi dalam Sastra Jawa: Tembung Siwi Tegese

Tembung siwi tegese

Tembung siwi, saudara-saudara, merupakan harta karun bahasa Jawa yang penuh makna dan keindahan. Tembung siwi ini ibarat permata yang tersembunyi, yang hanya bisa ditemukan dan dinikmati oleh mereka yang mendalami seluk-beluk bahasa Jawa. Dalam sastra Jawa, tembung siwi bukan hanya sekedar kata-kata, namun merupakan alat yang ampuh untuk menyampaikan makna dan pesan yang mendalam, serta membangun estetika dan keindahan karya sastra.

Contoh Penggunaan Tembung Siwi dalam Karya Sastra Jawa

Untuk lebih memahami bagaimana tembung siwi digunakan dalam karya sastra Jawa, mari kita renungkan contoh-contoh berikut:

  • Dalam tembang macapat, seperti tembang dhandhanggula, tembung siwi sering digunakan untuk menciptakan efek puitis dan makna yang mendalam. Misalnya, dalam tembang dhandhanggula, kita sering menemukan tembung siwi seperti “kang“, “ing“, “dening“, “kados“, dan “wonten“. Tembung siwi ini bukan hanya berfungsi sebagai kata penghubung, namun juga memberikan nuansa dan makna yang khas pada tembang tersebut. Misalnya, tembung siwi “kang” bisa digunakan untuk menunjukkan sifat, ciri, atau keadaan sesuatu, sementara “ing” dapat digunakan untuk menunjukkan tempat, waktu, atau keadaan.
  • Dalam karya sastra Jawa klasik, seperti Serat Centhini, tembung siwi digunakan untuk menciptakan gaya bahasa yang halus dan penuh makna. Misalnya, dalam Serat Centhini, kita bisa menemukan tembung siwi seperti “surasa“, “rasane“, “tresna“, dan “kangen“. Tembung siwi ini bukan hanya sekedar kata, namun merupakan cerminan dari perasaan dan emosi yang mendalam, yang terpancar dari jiwa para tokoh dalam cerita.

Pengaruh Penggunaan Tembung Siwi terhadap Keindahan dan Makna Karya Sastra Jawa

Penggunaan tembung siwi dalam karya sastra Jawa memiliki pengaruh yang besar terhadap keindahan dan makna karya tersebut. Tembung siwi, dengan kehalusannya dan makna yang mendalam, mampu menciptakan nuansa dan suasana yang khas, yang sulit diungkapkan dengan kata-kata biasa.

  • Tembung siwi mampu memberikan makna yang lebih kaya dan mendalam pada karya sastra. Tembung siwi bukan hanya sekedar kata, namun merupakan simbol dari perasaan, emosi, dan nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh pengarang.
  • Tembung siwi mampu meningkatkan keindahan dan estetika karya sastra. Tembung siwi, dengan kehalusannya, mampu menciptakan alunan bahasa yang indah dan harmonis, yang mampu memikat hati dan jiwa para pembaca.
  • Tembung siwi mampu meningkatkan nilai sastra dan budaya Jawa. Penggunaan tembung siwi dalam karya sastra merupakan bukti bahwa bahasa Jawa merupakan bahasa yang kaya dan penuh makna, yang mampu menampung dan menyampaikan nilai-nilai luhur budaya Jawa.

Contoh Tembung Siwi dan Artinya

Tembung siwi tegese

Tembung siwi atau istilah Jawa Kuno merupakan warisan budaya yang kaya makna dan keindahan. Dalam perjalanan waktu, beberapa tembung siwi masih digunakan dalam bahasa Jawa modern, sementara yang lainnya telah menjadi bagian dari khazanah sejarah bahasa Jawa. Memahami tembung siwi tidak hanya memperkaya wawasan kita tentang bahasa Jawa, tetapi juga membuka jendela menuju pemahaman yang lebih dalam tentang budaya Jawa.

Daftar Tembung Siwi dan Artinya

Berikut adalah beberapa contoh tembung siwi beserta artinya dalam bahasa Indonesia:

  • Agung: Besar, mulia, luhur
  • Aji: Harga, nilai, manfaat
  • Asta: Delapan
  • Basa: Bahasa, ucapan
  • Candra: Bulan
  • Dharma: Kebenaran, kewajiban
  • Dewata: Dewa, dewi
  • Gusti: Tuhan, penguasa
  • Jati: Asli, sejati
  • Kala: Waktu
  • Karya: Hasil kerja, ciptaan
  • Luhur: Tinggi, mulia
  • Manungsa: Manusia
  • Nata: Raja, penguasa
  • Rasa: Perasaan, cita rasa
  • Satriya: Kesatria, pejuang
  • Seta: Setia, jujur
  • Suci: Bersih, suci
  • Warsa: Tahun

Asal-usul Tembung Siwi

Beberapa tembung siwi memiliki asal-usul yang menarik, seperti:

  • Agung: Berasal dari kata “agung” dalam bahasa Sanskerta yang berarti “besar” atau “mulia”. Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Jawa Kuno dan menjadi tembung siwi yang sering digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang besar, mulia, atau luhur.
  • Asta: Berasal dari kata “asta” dalam bahasa Sanskerta yang berarti “delapan”. Kata ini juga diserap ke dalam bahasa Jawa Kuno dan menjadi tembung siwi yang menunjukkan angka delapan.
  • Dharma: Berasal dari kata “dharma” dalam bahasa Sanskerta yang berarti “kebenaran”, “kewajiban”, atau “tugas”. Kata ini juga diserap ke dalam bahasa Jawa Kuno dan menjadi tembung siwi yang menunjukkan konsep kebenaran, kewajiban, dan tugas.
  • Dewata: Berasal dari kata “deva” dalam bahasa Sanskerta yang berarti “dewa” dan “ata” yang berarti “kelompok”. Kata ini juga diserap ke dalam bahasa Jawa Kuno dan menjadi tembung siwi yang menunjukkan dewa-dewi.

Contoh Kalimat yang Menggunakan Tembung Siwi

Tembung Siwi Arti Contoh Kalimat
Agung Besar, mulia, luhur “Ingkang Agung ingkang ngersani jagad raya” (Yang Maha Agung yang menguasai alam semesta)
Aji Harga, nilai, manfaat “Karya punika gadah aji ingkang langka” (Karya ini memiliki nilai yang langka)
Asta Delapan “Warsa punika gadah asta sasi” (Tahun ini memiliki delapan bulan)
Basa Bahasa, ucapan “Basa Jawa punika basa ingkang indah” (Bahasa Jawa adalah bahasa yang indah)
Candra Bulan “Candra sumunar ing langit” (Bulan bersinar di langit)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *