Menyajikan berita teknologi informasi terkait gadget, gawai, aplikasi, ponsel, startup, elektronik hingga tips dan trik terbaru terkini.

Tembung Angga Tegese: Menjelajahi Kekayaan Bahasa Jawa

Pernahkah kamu mendengar istilah “tembung angga” dalam bahasa Jawa? Kata ini mungkin terdengar asing, tapi sebenarnya memiliki peran penting dalam memahami makna dan nuansa kalimat Jawa. Tembung angga tegese, merupakan sebuah istilah yang merujuk pada kata-kata tambahan dalam bahasa Jawa yang berfungsi untuk memperjelas makna kalimat. Bayangkan seperti bumbu rahasia dalam masakan, tembung angga ini dapat menambah cita rasa dan kedalaman pada kalimat Jawa.

Dalam bahasa Jawa, tembung angga memiliki berbagai jenis dan fungsi yang beragam. Mulai dari “tembung panyandra” yang berfungsi untuk memuji, hingga “tembung sesanti” yang berisi pesan moral. Tembung angga juga dapat digunakan untuk memperjelas hubungan antar kata dalam kalimat, menambah kejelasan makna, atau bahkan memberikan warna emosi pada kalimat.

Pengertian Tembung Angga

Tembung angga tegese

Tembung angga dalam bahasa Jawa merupakan salah satu jenis tembung (kata) yang memiliki makna khusus. Kata ini merujuk pada kata yang memiliki makna ganda atau ambigu, sehingga dapat diartikan dengan lebih dari satu makna. Tembung angga sering digunakan dalam percakapan sehari-hari maupun dalam karya sastra Jawa.

Jenis-Jenis Tembung Angga

Tembung angga dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan cara kerja dan maknanya. Berikut adalah beberapa jenis tembung angga beserta contohnya:

Jenis Tembung Angga Contoh Keterangan
Tembung Angga Tunggal “Sira” (kamu) dapat diartikan sebagai “kamu” (tunggal) atau “kalian” (jamak) Kata yang memiliki makna tunggal dan jamak
Tembung Angga Dwipurwa “Dhuwur” (tinggi) dapat diartikan sebagai “tinggi” secara fisik atau “tinggi” dalam jabatan Kata yang memiliki makna literal dan kiasan
Tembung Angga Lingga “Catur” (empat) dapat diartikan sebagai “empat” secara harfiah atau “banyak” Kata yang memiliki makna spesifik dan umum
Tembung Angga Swara “Mangan” (makan) dapat diartikan sebagai “makan” secara harfiah atau “menikmati” Kata yang memiliki makna literal dan kiasan berdasarkan konteks

Fungsi Tembung Angga: Tembung Angga Tegese

Tembung angga tegese

Tembung angga dalam bahasa Jawa memiliki peran penting dalam memperjelas makna kalimat. Tembung angga berfungsi sebagai penjelas atau keterangan yang memberikan informasi tambahan tentang subjek, objek, atau keadaan yang diungkapkan dalam kalimat. Dengan adanya tembung angga, makna kalimat menjadi lebih spesifik dan mudah dipahami.

Fungsi Tembung Angga sebagai Penjelas

Tembung angga berfungsi sebagai penjelas atau keterangan yang memberikan informasi tambahan tentang subjek, objek, atau keadaan yang diungkapkan dalam kalimat. Tembung angga dapat berupa kata benda, kata sifat, kata keterangan, atau frasa yang menjelaskan lebih lanjut tentang kata yang dimodifikasinya.

  • Menjelaskan Subjek: Tembung angga dapat digunakan untuk menjelaskan lebih detail tentang subjek kalimat. Contohnya, dalam kalimat “Wong lanang sing nganggo topi iku bapakku“, tembung angga “sing nganggo topi” menjelaskan lebih lanjut tentang subjek “wong lanang” yang dimaksud.
  • Menjelaskan Objek: Tembung angga juga dapat digunakan untuk menjelaskan lebih detail tentang objek kalimat. Contohnya, dalam kalimat “Aku mangan pisang mateng“, tembung angga “mateng” menjelaskan lebih lanjut tentang objek “pisang” yang dimaksud.
  • Menjelaskan Keadaan: Tembung angga dapat digunakan untuk menjelaskan lebih detail tentang keadaan yang diungkapkan dalam kalimat. Contohnya, dalam kalimat “Dheweke lunga kanthi cepet“, tembung angga “kanthi cepet” menjelaskan lebih lanjut tentang keadaan “lunga” yang dilakukan oleh subjek.

Contoh Kalimat dengan Tembung Angga

Berikut adalah beberapa contoh kalimat yang menunjukkan fungsi tembung angga sebagai penjelas:

  • “Wong wadon sing nganggo klambi abang iku adhiku.” Dalam kalimat ini, tembung angga “sing nganggo klambi abang” menjelaskan lebih lanjut tentang subjek “wong wadon” yang dimaksud.
  • “Aku mangan nasi putih.” Dalam kalimat ini, tembung angga “putih” menjelaskan lebih lanjut tentang objek “nasi” yang dimaksud.
  • “Dheweke ngomong kanthi alon-alon.” Dalam kalimat ini, tembung angga “kanthi alon-alon” menjelaskan lebih lanjut tentang keadaan “ngomong” yang dilakukan oleh subjek.

Peran Tembung Angga dalam Memperjelas Makna Kalimat

Tembung angga memiliki peran penting dalam memperjelas makna kalimat. Tanpa tembung angga, makna kalimat bisa menjadi ambigu atau tidak spesifik. Tembung angga memberikan informasi tambahan yang membantu pembaca atau pendengar memahami dengan lebih baik apa yang dimaksud dalam kalimat.

Contohnya, kalimat “Dheweke ngomong” memiliki makna yang lebih luas dan kurang spesifik. Namun, dengan menambahkan tembung angga “kanthi cepet“, kalimat “Dheweke ngomong kanthi cepet” menjadi lebih spesifik dan jelas. Pembaca atau pendengar dapat memahami bahwa subjek dalam kalimat tersebut berbicara dengan cepat.

Jenis-jenis Tembung Angga

Tembung angga tegese

Tembung angga merupakan salah satu unsur penting dalam bahasa Jawa yang berfungsi untuk memperjelas makna suatu kalimat. Tembung angga memiliki beberapa jenis, dan masing-masing jenis memiliki fungsi dan contoh kalimat yang berbeda. Berikut ini adalah pembahasan mengenai jenis-jenis tembung angga dalam bahasa Jawa.

Tembung Angga Wasesa

Tembung angga wasesa merupakan jenis tembung angga yang berfungsi untuk menunjukkan suatu hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain. Tembung angga wasesa biasanya berupa kata depan atau kata sambung.

  • Contoh tembung angga wasesa: ing, saka, marang, lan, utawa, amarga, supaya.
  • Contoh kalimat:
    • Aku lunga ing sekolah. (Aku pergi ke sekolah.)
    • Dhuwit iki saka bapakku. (Uang ini dari ayahku.)
    • Dheweke ngomong marang aku. (Dia berbicara kepada aku.)
    • Dheweke dolan lan mangan. (Dia bermain dan makan.)
    • Kowe milih mangan nasi utawa mie? (Kamu pilih makan nasi atau mie?)
    • Aku ora sekolah amarga lara. (Aku tidak sekolah karena sakit.)
    • Dheweke sinau supaya sukses. (Dia belajar agar sukses.)

Tembung Angga Paningset, Tembung angga tegese

Tembung angga paningset merupakan jenis tembung angga yang berfungsi untuk menegaskan atau menguatkan makna suatu kalimat. Tembung angga paningset biasanya berupa kata ganti atau kata seru.

  • Contoh tembung angga paningset: aku, kowe, dheweke, iki, kono, lho, wah, alah.
  • Contoh kalimat:
    • Aku sing nggawe kue iki. (Aku yang membuat kue ini.)
    • Kowe kuwi salah. (Kamu itu salah.)
    • Dheweke wis lunga. (Dia sudah pergi.)
    • Iki buku sing tak goleki. (Ini buku yang ku cari.)
    • Kono omahku. (Sana rumahku.)
    • Wah, alah, kowe nggawe aku kaget. (Wah, alah, kamu membuatku kaget.)

Tembung Angga Panulak

Tembung angga panulak merupakan jenis tembung angga yang berfungsi untuk menolak atau membantah suatu pernyataan. Tembung angga panulak biasanya berupa kata tidak atau kata lawan.

  • Contoh tembung angga panulak: ora, durung, ora usah, ora gelem, ora bisa, ora tau.
  • Contoh kalimat:
    • Ora usah ngomong ngono. (Tidak usah berbicara seperti itu.)
    • Durung ngerti carane? (Belum tahu caranya?)
    • Ora gelem nggawe tugas iki. (Tidak mau mengerjakan tugas ini.)
    • Ora bisa ngomong basa Inggris. (Tidak bisa berbicara bahasa Inggris.)
    • Ora tau ketemu karo dheweke. (Tidak pernah bertemu dengan dia.)

Tembung Angga Panuntun

Tembung angga panuntun merupakan jenis tembung angga yang berfungsi untuk menunjukkan arah, waktu, atau tempat. Tembung angga panuntun biasanya berupa kata keterangan.

  • Contoh tembung angga panuntun: kene, kono, mrene, ngko, saiki, wingi, nang kene, nang kono.
  • Contoh kalimat:
    • Lunga kene! (Pergi sini!)
    • Ngko aku lunga. (Nanti aku pergi.)
    • Saiki aku lagi nggawe tugas. (Sekarang aku sedang mengerjakan tugas.)
    • Wingi aku ketemu karo dheweke. (Kemarin aku bertemu dengan dia.)
    • Nang kene aku ora bisa ngomong. (Di sini aku tidak bisa berbicara.)
    • Nang kono omahku. (Di sana rumahku.)

Tabel Ringkasan Jenis Tembung Angga

Jenis Tembung Angga Contoh Fungsi
Tembung Angga Wasesa ing, saka, marang, lan, utawa, amarga, supaya Menunjukkan hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain.
Tembung Angga Paningset aku, kowe, dheweke, iki, kono, lho, wah, alah Menegaskan atau menguatkan makna suatu kalimat.
Tembung Angga Panulak ora, durung, ora usah, ora gelem, ora bisa, ora tau Menolak atau membantah suatu pernyataan.
Tembung Angga Panuntun kene, kono, mrene, ngko, saiki, wingi, nang kene, nang kono Menunjukkan arah, waktu, atau tempat.

Penggunaan Tembung Angga dalam Kalimat

Tembung angga merupakan salah satu jenis tembung saroja dalam bahasa Jawa. Tembung saroja adalah tembung majemuk yang terbentuk dari gabungan dua tembung atau lebih yang memiliki makna yang berbeda. Dalam konteks ini, tembung angga memiliki peran penting dalam mengubah makna kalimat. Tembung angga berfungsi untuk menunjukkan hubungan kepemilikan, kedekatan, atau kesatuan antara subjek dan objek.

Contoh Kalimat Bahasa Jawa yang Menggunakan Tembung Angga

Tembung angga sering digunakan dalam kalimat bahasa Jawa untuk menunjukkan hubungan kepemilikan atau kedekatan. Berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan tembung angga:

  • “Buku ku wis rampung diwaca.” (Buku saya sudah selesai dibaca.)
  • “Omah mu apik banget.” (Rumah kamu bagus sekali.)
  • “Mobil e Pak Karto warna abang.” (Mobil Pak Karto berwarna merah.)

Bagaimana Tembung Angga dapat Mengubah Makna Kalimat

Tembung angga dapat mengubah makna kalimat dengan menunjukkan hubungan kepemilikan, kedekatan, atau kesatuan antara subjek dan objek. Penggunaan tembung angga dapat memberikan penekanan pada hubungan tersebut, sehingga makna kalimat menjadi lebih jelas dan spesifik. Misalnya, kalimat “Buku wis rampung diwaca” memiliki makna yang lebih umum, sedangkan kalimat “Buku ku wis rampung diwaca” memiliki makna yang lebih spesifik, yaitu buku yang dimaksud adalah buku milik orang yang berbicara.

Contoh Kalimat dengan Tembung Angga yang Berbeda

Tembung angga memiliki bentuk yang berbeda-beda, tergantung pada subjek dan objek yang dirujuk. Berikut beberapa contoh kalimat dengan tembung angga yang berbeda dan perbedaan maknanya:

  • “Buku ku wis rampung diwaca.” (Buku saya sudah selesai dibaca.) – Tembung angga “ku” menunjukkan kepemilikan pada subjek “aku”.
  • “Omah mu apik banget.” (Rumah kamu bagus sekali.) – Tembung angga “mu” menunjukkan kepemilikan pada subjek “kowe”.
  • “Mobil e Pak Karto warna abang.” (Mobil Pak Karto berwarna merah.) – Tembung angga “e” menunjukkan kepemilikan pada subjek “Pak Karto”.
  • “Dhuwit ku ilang.” (Uang saya hilang.) – Tembung angga “ku” menunjukkan kepemilikan pada subjek “aku”.
  • “Kereta mu wis rusak.” (Kereta kamu sudah rusak.) – Tembung angga “mu” menunjukkan kepemilikan pada subjek “kowe”.
  • “Sepeda e Adi apik banget.” (Sepeda Adi bagus sekali.) – Tembung angga “e” menunjukkan kepemilikan pada subjek “Adi”.

Contoh Tembung Angga dalam Sastra Jawa

Tembung angga merupakan salah satu unsur penting dalam sastra Jawa yang berperan dalam memperkaya makna dan keindahan karya sastra. Tembung angga digunakan untuk mengganti kata dasar dengan tujuan tertentu, seperti untuk memperindah, memperjelas, atau memperkuat makna.

Contoh Tembung Angga dalam Karya Sastra Jawa

Tembung angga banyak ditemukan dalam berbagai karya sastra Jawa, seperti tembang, puisi, dan cerita rakyat. Berikut beberapa contoh tembung angga yang terdapat dalam karya sastra Jawa:

  • Tembung Angga -ing: Tembung angga -ing digunakan untuk menunjukkan suatu proses atau kegiatan. Contohnya:

    Ingkang wus padha ngerti, ingkang wus padha ngeling” (Mereka yang sudah mengerti, mereka yang sudah ingat).

    Dalam kutipan tersebut, tembung angga -ing digunakan untuk menunjukkan proses “mengerti” dan “mengingat”.

  • Tembung Angga -an: Tembung angga -an digunakan untuk menunjukkan suatu hasil atau keadaan. Contohnya:

    Nuwun sewu, kula boten ngerti ingkang panjenengan maksud” (Maaf, saya tidak mengerti apa yang Anda maksud).

    Dalam kutipan tersebut, tembung angga -an digunakan untuk menunjukkan hasil “mengerti”.

  • Tembung Angga -en: Tembung angga -en digunakan untuk menunjukkan suatu perbuatan atau tindakan. Contohnya:

    Kula badhe ngopeni panjenengan” (Saya akan merawat Anda).

    Dalam kutipan tersebut, tembung angga -en digunakan untuk menunjukkan perbuatan “merawat”.

  • Tembung Angga -i: Tembung angga -i digunakan untuk menunjukkan suatu objek atau penerima tindakan. Contohnya:

    Kula badhe ngombe banyu” (Saya akan minum air).

    Dalam kutipan tersebut, tembung angga -i digunakan untuk menunjukkan objek “air”.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *