Menyajikan berita teknologi informasi terkait gadget, gawai, aplikasi, ponsel, startup, elektronik hingga tips dan trik terbaru terkini.

Kesekian Kalinya Adalah: Memahami Makna dan Dampaknya

Pernahkah Anda mendengar frasa “kesekian kalinya adalah”? Frasa ini sering muncul dalam percakapan sehari-hari, berita, bahkan karya sastra. “Kesekian kalinya adalah” adalah frasa yang menandakan suatu peristiwa atau kejadian yang berulang. Frasa ini memiliki kekuatan untuk memberikan penekanan pada frekuensi suatu kejadian, dan bahkan bisa digunakan untuk menyiratkan rasa frustrasi atau kekecewaan.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi makna dan konteks penggunaan frasa “kesekian kalinya adalah” dengan lebih detail. Kita akan melihat bagaimana frasa ini digunakan dalam berbagai bidang, dampaknya terhadap gaya bahasa dan makna kalimat, serta alternatif frasa yang dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang serupa.

Makna dan Penggunaan: Kesekian Kalinya Adalah

Kesekian kalinya adalah
Frasa “kesekian kalinya adalah” sering muncul dalam bahasa Indonesia, terutama dalam percakapan sehari-hari. Frasa ini digunakan untuk menyatakan bahwa suatu kejadian atau peristiwa telah terjadi beberapa kali sebelumnya, dan kali ini adalah pengulangannya.

Makna Frasa “Kesekian Kalinya Adalah”

Frasa “kesekian kalinya adalah” menunjukkan bahwa suatu kejadian telah terjadi beberapa kali sebelumnya. Kata “kesekian” menunjukkan jumlah kejadian yang tidak pasti, bisa dua kali, tiga kali, atau lebih. Kata “adalah” berfungsi sebagai penghubung antara kejadian yang telah terjadi dengan kejadian yang sedang terjadi saat ini.

Contoh Kalimat

  • Ini untuk kesekian kalinya adalah aku telat masuk kerja.
  • Dia yang kesekian kalinya adalah juara kelas.
  • Aku kali ini adalah bertekad untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.

Perbedaan dengan “Lagi” dan “Kembali”

Frasa “kesekian kalinya adalah” memiliki makna yang mirip dengan “lagi” dan “kembali,” tetapi ada perbedaan dalam konteks penggunaannya.

  • “Lagi” lebih umum digunakan untuk menyatakan pengulangan kejadian yang tidak pasti jumlahnya, sedangkan “kesekian kalinya adalah” lebih spesifik, menunjukkan bahwa kejadian tersebut telah terjadi beberapa kali sebelumnya. Contoh: “Aku lagi makan siang” (tidak pasti berapa kali sudah makan siang). “Ini untuk kesekian kalinya adalah aku makan siang di tempat ini” (menunjukkan sudah beberapa kali makan siang di tempat tersebut).
  • “Kembali” digunakan untuk menyatakan suatu kejadian yang terjadi setelah suatu periode waktu tertentu, sedangkan “kesekian kalinya adalah” lebih fokus pada jumlah kejadian yang telah terjadi sebelumnya. Contoh: “Aku kembali ke kampung halaman” (menunjukkan kembali setelah sekian lama). “Ini kesekian kalinya adalah aku kembali ke kampung halaman” (menunjukkan sudah beberapa kali kembali ke kampung halaman).

Konteks Penggunaan

Kesekian kalinya adalah

Frasa “kesekian kalinya adalah” sering muncul dalam berbagai konteks, baik formal maupun informal. Frasa ini digunakan untuk menekankan suatu peristiwa atau kejadian yang berulang, menunjukkan bahwa kejadian tersebut bukan sesuatu yang baru. Penggunaan frasa ini bisa bervariasi, tergantung pada konteksnya. Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Penggunaan dalam Berbagai Bidang

Berikut tabel yang menunjukkan konteks penggunaan frasa “kesekian kalinya adalah” dalam berbagai bidang:

Bidang Contoh Kalimat
Berita “Ini adalah kesekian kalinya adalah kasus pencurian di daerah ini.”
Sastra Kesekian kalinya adalah ia terbangun dari mimpi buruk yang sama.”
Percakapan Sehari-hari Kesekian kalinya adalah aku lupa kunci rumah.”

Contoh Kalimat Formal dan Informal

Frasa “kesekian kalinya adalah” dapat digunakan dalam berbagai konteks, baik formal maupun informal. Berikut contohnya:

  • Formal:Kesekian kalinya adalah, pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan.”
  • Informal:Kesekian kalinya adalah aku ketiduran, jadi telat masuk kuliah.”

Penggunaan dalam Berbagai Genre Teks

Frasa “kesekian kalinya adalah” juga sering muncul dalam berbagai genre teks, seperti puisi, cerpen, esai, dan berita. Berikut contohnya:

  • Puisi:Kesekian kalinya adalah, aku terjebak dalam labirin rasa.” (Contoh kalimat puisi yang menggambarkan kekecewaan berulang)
  • Cerpen:Kesekian kalinya adalah, ia mencoba untuk melupakan masa lalunya yang kelam.” (Contoh kalimat cerpen yang menggambarkan karakter yang berusaha move on)
  • Esai:Kesekian kalinya adalah, kita harus belajar dari kesalahan masa lalu.” (Contoh kalimat esai yang membahas pentingnya refleksi)
  • Berita:Kesekian kalinya adalah, kasus korupsi terjadi di pemerintahan.” (Contoh kalimat berita yang menggambarkan fenomena yang berulang)

Dampak Penggunaan

Kesekian kalinya adalah

Ngomong-ngomong soal gaya bahasa, kita sering nemuin frasa “kesekian kalinya adalah” di berbagai kalimat. Meskipun terdengar biasa aja, tapi frasa ini ternyata bisa punya dampak yang cukup signifikan lho terhadap makna dan efektivitas komunikasi. Penasaran kan? Yuk, kita bahas bareng-bareng!

Dampak terhadap Gaya Bahasa

Frasa “kesekian kalinya adalah” bisa dibilang agak kaku dan formal. Kalau kamu sering pake frasa ini, gaya bahasamu bisa jadi terdengar kurang natural dan cenderung monoton. Bayangin aja, kalo kamu ngobrol sama temen pake frasa ini terus, bisa-bisa temenmu malah ngerasa canggung dan kurang akrab. Lebih baik pake bahasa yang lebih santai dan ga terlalu formal, biar komunikasi kamu lebih natural dan nyambung.

Dampak terhadap Efektivitas Komunikasi, Kesekian kalinya adalah

Nah, selain masalah gaya bahasa, penggunaan frasa “kesekian kalinya adalah” juga bisa mempengaruhi efektivitas komunikasi. Frasa ini bisa bikin kalimat kamu jadi kurang jelas dan menimbulkan ambiguitas. Misalnya, kalo kamu bilang “Ini adalah kesekian kalinya aku ngomong begini”, pendengar bisa jadi bingung, “Kesekian kalinya? Berapa sih? Emang udah berapa kali?” Lebih baik kamu langsung sebutin aja berapa kali kamu ngomong hal tersebut. Contohnya, “Ini udah ketiga kalinya aku ngomong begini.” Kan lebih jelas dan ga bikin bingung.

Contoh Kalimat yang Mengandung Ambiguitas

“Ini adalah kesekian kalinya aku ngasih tahu kamu soal ini.”

Kalimat ini bisa menimbulkan ambiguitas karena ga jelas berapa kali si pembicara ngasih tahu. Pendengar bisa jadi ngerasa bingung dan kurang yakin sama maksud si pembicara. Lebih baik kalimatnya diganti jadi:

“Ini udah ketiga kalinya aku ngasih tahu kamu soal ini.”

Kalimat ini lebih jelas dan ga bikin ambigu. Pendengar langsung paham kalo si pembicara udah ngasih tahu tiga kali soal tersebut.

Alternatif Penggunaan

Yo, Sobat! Kalian pasti udah sering banget ngedenger frasa “kesekian kalinya adalah”. Nah, frasa ini emang sering banget dipake dalam berbagai konteks, mulai dari ngobrol santai sampe nulis artikel. Tapi, kadang frasa ini bisa terkesan monoton dan kurang nendang. Makanya, kali ini kita bakal bahas beberapa alternatif frasa yang bisa kamu pake buat ngeganti “kesekian kalinya adalah” supaya bahasamu makin kece dan gaul!

Frasa Alternatif

Ada beberapa frasa alternatif yang bisa kamu pake buat ngeganti “kesekian kalinya adalah” dengan makna dan efek yang serupa. Berikut beberapa contohnya:

  • Sekali lagi
  • Untuk yang ke sekian kalinya
  • Lagi-lagi
  • Kembali lagi
  • Seperti biasa
  • Sudah menjadi kebiasaan
  • Sudah menjadi tradisi
  • Seperti yang sudah-sudah
  • Tidak perlu diulang lagi

Contoh Penggunaan

Nah, sekarang kita coba liat contoh penggunaan frasa alternatif ini dalam kalimat. Simak ya!

  • Sekali lagi, aku ngingetin kamu buat ngerjain tugas tepat waktu!” (Makna: Mengulang pernyataan yang sudah disampaikan sebelumnya)
  • Untuk yang ke sekian kalinya, aku ngasih tau kamu kalo nge-spam chat itu ga sopan!” (Makna: Menekankan bahwa pernyataan tersebut sudah sering disampaikan)
  • Lagi-lagi, dia telat dateng ke acara!” (Makna: Menunjukkan kekecewaan atau rasa kesal karena kejadian yang sama terjadi berulang kali)
  • Kembali lagi, kita bahas tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.” (Makna: Mengawali pembahasan yang sudah pernah dibahas sebelumnya)
  • Seperti biasa, dia selalu ngasih hadiah buat ulang tahunku.” (Makna: Menunjukkan kebiasaan yang dilakukan secara rutin)
  • Sudah menjadi kebiasaan buat dia buat ngopi tiap pagi.” (Makna: Menunjukkan kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas)
  • Sudah menjadi tradisi buat keluarga kami buat ngumpul bareng pas lebaran.” (Makna: Menunjukkan kebiasaan yang sudah turun temurun)
  • Seperti yang sudah-sudah, kita bakal ngadain acara tahunan di taman.” (Makna: Menunjukkan bahwa kegiatan tersebut sudah dilakukan secara rutin setiap tahun)
  • Tidak perlu diulang lagi, penting banget buat kamu jaga kesehatan.” (Makna: Menekankan bahwa pernyataan tersebut sudah sering disampaikan dan tidak perlu diulang lagi)

Perbandingan Frasa

Frasa Makna Konteks Penggunaan Efek pada Kalimat
Kesekian kalinya adalah Menunjukkan bahwa sesuatu terjadi berulang kali Formal dan informal Netral, tidak terlalu menonjol
Sekali lagi Mengulang pernyataan yang sudah disampaikan sebelumnya Informal Menekankan, informal
Untuk yang ke sekian kalinya Menekankan bahwa pernyataan tersebut sudah sering disampaikan Formal dan informal Menekankan, formal
Lagi-lagi Menunjukkan kekecewaan atau rasa kesal karena kejadian yang sama terjadi berulang kali Informal Negatif, informal
Kembali lagi Mengawali pembahasan yang sudah pernah dibahas sebelumnya Formal dan informal Netral, formal
Seperti biasa Menunjukkan kebiasaan yang dilakukan secara rutin Formal dan informal Netral, informal
Sudah menjadi kebiasaan Menunjukkan kebiasaan yang sudah menjadi rutinitas Formal Formal, menonjolkan kebiasaan
Sudah menjadi tradisi Menunjukkan kebiasaan yang sudah turun temurun Formal Formal, menonjolkan tradisi
Seperti yang sudah-sudah Menunjukkan bahwa kegiatan tersebut sudah dilakukan secara rutin setiap tahun Formal dan informal Netral, formal
Tidak perlu diulang lagi Menekankan bahwa pernyataan tersebut sudah sering disampaikan dan tidak perlu diulang lagi Formal dan informal Menekankan, formal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *