Menyajikan berita teknologi informasi terkait gadget, gawai, aplikasi, ponsel, startup, elektronik hingga tips dan trik terbaru terkini.

Idu Didilat Maneh Tegese: Makna dan Arti Sebuah Frasa Jawa

Idu didilat maneh tegese – Bayangkanlah, sebuah kue lezat yang telah disantap dengan nikmat, namun tiba-tiba muncul keinginan untuk mencicipi kembali rasa manisnya. Itulah gambaran sederhana dari “Idu Didilat Maneh”, sebuah frasa Jawa yang memiliki makna mendalam tentang keinginan untuk kembali menikmati sesuatu yang telah dirasakan sebelumnya. Frasa ini mengandung makna literal dan kiasan yang menarik untuk dikaji, dan sering digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk mengungkapkan berbagai emosi dan situasi.

“Idu Didilat Maneh” dalam bahasa Jawa secara harfiah berarti “kue yang dijilati kembali”. Namun, di balik makna literalnya, frasa ini memiliki makna kiasan yang lebih luas, yaitu keinginan untuk kembali merasakan sesuatu yang telah dialami, baik itu perasaan, pengalaman, atau bahkan kenangan. Frasa ini sering digunakan untuk menggambarkan keinginan untuk kembali ke masa lalu, merasakan kembali kegembiraan atau kesedihan, atau bahkan untuk mengungkapkan rasa penyesalan atas keputusan yang telah dibuat.

Makna dan Arti “Idu Didilat Maneh”: Idu Didilat Maneh Tegese

Idu didilat maneh tegese

Frasa “idu didilat maneh” merupakan ungkapan dalam bahasa Jawa yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ungkapan ini memiliki makna yang menarik dan bisa diartikan secara literal maupun kiasan.

Makna Literal “Idu Didilat Maneh”

Secara literal, “idu didilat maneh” berarti “lidah dijilati lagi”. Dalam konteks ini, “idu” merujuk pada lidah, dan “didilat maneh” berarti dijilati lagi. Arti literal ini mungkin terdengar aneh dan kurang umum digunakan dalam percakapan.

Makna Kiasan “Idu Didilat Maneh”

Makna kiasan dari “idu didilat maneh” jauh lebih umum digunakan. Ungkapan ini biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang ingin mengulang atau melakukan sesuatu lagi, terutama setelah mengalami kegagalan atau ketidakpuasan. Frasa ini mengandung arti bahwa seseorang ingin memperbaiki kesalahan atau mencoba lagi untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Contoh Penggunaan “Idu Didilat Maneh”

Berikut adalah contoh penggunaan “idu didilat maneh” dalam percakapan sehari-hari:

  • “Ujianku gagal, besok aku kudu idu didilat maneh belajar lebih giat.” (Artinya: “Ujianku gagal, besok aku harus belajar lagi dengan lebih giat.”)
  • “Masakanmu kurang asin, coba idu didilat maneh bumbunya.” (Artinya: “Masakanmu kurang asin, coba cicipi lagi bumbunya.”)
  • “Usahaku gagal, aku harus idu didilat maneh untuk meraih kesuksesan.” (Artinya: “Usahaku gagal, aku harus mencoba lagi untuk meraih kesuksesan.”)

Konteks Penggunaan

Frasa “idu didilat maneh” merupakan ungkapan yang menggambarkan situasi ketika sesuatu yang sudah selesai atau dianggap selesai, tiba-tiba harus dikerjakan kembali atau diulang dari awal. Ungkapan ini sering digunakan dalam konteks sehari-hari, khususnya dalam situasi yang melibatkan pekerjaan, tugas, atau proyek.

Situasi Penggunaan

Frasa “idu didilat maneh” biasanya digunakan dalam situasi-situasi berikut:

  • Ketika ada kesalahan atau kekurangan dalam pekerjaan yang sudah selesai, sehingga harus diulang atau diperbaiki.
  • Ketika rencana atau strategi yang sudah dibuat harus diubah atau dirombak karena adanya perubahan kondisi atau situasi yang tidak terduga.
  • Ketika seseorang merasa jengkel atau frustasi karena harus kembali mengerjakan sesuatu yang sudah dianggap selesai.

Contoh Percakapan

Berikut adalah contoh percakapan yang menggunakan frasa “idu didilat maneh”:

“Aduh, proyek ini harus dikerjakan ulang lagi. Idu didilat maneh! Padahal sudah selesai seminggu yang lalu.”

Dalam percakapan tersebut, frasa “idu didilat maneh” digunakan untuk mengungkapkan rasa jengkel dan frustrasi karena proyek yang sudah selesai harus dikerjakan ulang. Ungkapan ini juga menunjukkan bahwa situasi ini tidak terduga dan mengecewakan.

Perbedaan Penggunaan Formal dan Informal

Konteks Formal Informal
Penggunaan Jarang digunakan dalam konteks formal. Sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Nada Lebih sopan dan formal. Lebih santai dan spontan.
Contoh “Mohon maaf, proyek ini perlu direvisi kembali.” “Aduh, idu didilat maneh! Harus dikerjakan ulang nih.”

Peribasa dan Ungkapan Sejenis

Idu didilat maneh tegese

Peribahasa “idu didilat maneh” memang unik dan menggambarkan situasi yang pas. Namun, dalam bahasa Jawa, banyak peribahasa dan ungkapan lain yang memiliki makna serupa. Mari kita bahas beberapa contohnya dan bandingkan dengan “idu didilat maneh”.

Peribahasa dan Ungkapan Sejenis dengan “Idu Didilat Maneh”

Beberapa peribahasa dan ungkapan Jawa yang memiliki makna serupa dengan “idu didilat maneh” antara lain:

  • “Nggambar geni ing banyu” – Ungkapan ini menggambarkan tindakan yang sia-sia, seperti menggambar api di air. Sama seperti “idu didilat maneh”, hal ini menunjukkan upaya yang sia-sia dan tidak akan membuahkan hasil.
  • “Ngalor ngidul ora entuk panganan” – Peribahasa ini menggambarkan seseorang yang berkeliling ke mana-mana, tetapi tidak mendapatkan apa pun. Ini serupa dengan “idu didilat maneh” yang menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak menghasilkan hasil yang diharapkan.
  • “Kebo nusu gunung” – Peribahasa ini menggambarkan usaha yang sia-sia, seperti kerbau yang berusaha mendaki gunung. Hal ini sama dengan “idu didilat maneh” yang menggambarkan usaha yang tidak akan membuahkan hasil yang berarti.

Perbandingan dan Kontras Makna

Peribahasa “idu didilat maneh” memiliki makna yang lebih spesifik dibandingkan dengan peribahasa atau ungkapan lainnya. “Idu didilat maneh” mengacu pada tindakan yang dilakukan berulang kali, tetapi tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan tersebut tidak efektif dan hanya membuang-buang waktu dan energi. Sementara itu, peribahasa lain seperti “nggambar geni ing banyu” atau “kebo nusu gunung” memiliki makna yang lebih luas, yaitu menggambarkan usaha yang sia-sia.

Contoh Peribahasa dan Maknanya

“Nggambar geni ing banyu”

Ungkapan ini menggambarkan tindakan yang sia-sia, seperti menggambar api di air. “Nggambar geni ing banyu” menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak akan menghasilkan hasil yang diharapkan, seperti seseorang yang berusaha keras untuk mendapatkan sesuatu, tetapi selalu gagal. Misalnya, seseorang yang terus menerus melamar pekerjaan, tetapi selalu ditolak. Upayanya seperti “nggambar geni ing banyu”, tidak akan pernah berhasil.

Implikasi dan Makna Simbolis

Idu didilat maneh tegese
Frasa “idu didilat maneh” memiliki implikasi dan makna simbolis yang kaya dalam budaya Jawa. Frasa ini bukan sekadar ungkapan biasa, tetapi mengandung nilai-nilai filosofis dan sosial yang mendalam.

Makna Simbolis “Idu Didilat Maneh”

“Idu didilat maneh” secara harfiah berarti “lidah yang menjilati kembali”. Namun, makna simboliknya jauh lebih kompleks. Frasa ini menggambarkan sebuah proses refleksi, introspeksi, dan evaluasi diri. Dalam konteks budaya Jawa, “idu didilat maneh” merupakan ajakan untuk merenung, menilai kembali perbuatan dan sikap kita, serta mencari kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki.

Refleksi Nilai-Nilai Budaya Jawa

Frasa “idu didilat maneh” merefleksikan beberapa nilai-nilai budaya Jawa, di antaranya:

  • Kesadaran Diri: “Idu didilat maneh” menekankan pentingnya kesadaran diri dan kemampuan untuk menilai diri sendiri. Orang Jawa diharapkan untuk mampu melihat diri sendiri dengan jujur dan tanpa penilaian yang berlebihan.
  • Kerendahan Hati: Frasa ini juga menunjukkan pentingnya kerendahan hati. Seseorang yang mampu “idu didilat maneh” adalah seseorang yang tidak takut untuk mengaku kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya.
  • Perbaikan Diri: “Idu didilat maneh” mengajarkan kita untuk selalu berusaha memperbaiki diri. Kita diharapkan untuk tidak berpuas diri dengan apa yang sudah kita capai, tetapi selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.

Ilustrasi Makna Simbolis dalam Budaya Jawa, Idu didilat maneh tegese

Sebagai ilustrasi, bayangkan seorang pemuda Jawa yang baru saja menjalani hubungan asmara. Hubungan tersebut berakhir dengan kekecewaan. Pemuda tersebut merasakan kesedihan dan kekecewaan yang mendalam. Namun, ia tidak menyerah pada perasaan negatif tersebut. Ia melakukan “idu didilat maneh”. Ia merenung dan menilai kembali perilakunya selama hubungan tersebut. Ia mencari kesalahan dan kekurangan yang mungkin telah ia buat. Setelah melakukan refleksi diri, ia bertekad untuk memperbaiki diri dan menghindari kesalahan yang sama di masa depan. Dengan melakukan “idu didilat maneh”, pemuda tersebut mampu melepaskan diri dari perasaan negatif dan melangkah maju dengan pengetahuan dan pengalaman yang lebih baik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *