Waspadai mereka yang belum familiar dengan saham dan jangan terburu-buru mempelajari candle. Analisis candle terlihat sangat menarik bagi siapa saja (termasuk pemula), tetapi sebenarnya ini adalah teknik analisis teknis tingkat lanjut.
Maklum, godaan untuk mempelajari teknik ini sangat besar. Tidak ada, setiap hari kita selalu menjumpai grafik candlestick, seperti grafik saham atau forex pada umumnya. (Bagan batang juga umum digunakan, tetapi tidak sesering candle.)
Bagi saya, candlestick berkontribusi lebih dari 30% untuk pemahaman analisa teknikal. Ide di balik candle sangat membantu saya saat membangun sistem. Harap dicatat bahwa jika candlestick digunakan secara langsung untuk perdagangan, akurasinya hanya 5%.
Jika Anda tidak memahami prinsip dasarnya, kami tidak akan dapat memahami apa yang coba disampaikan oleh candlestick.
Analis percaya bahwa harga adalah indikator terbaik. Tidak hanya itu, harga dianggap sebagai indikator utama. Susunan candlestick dianggap membentuk pola bullish dan bearish, dan kita harus bisa memprediksinya lebih awal dari indikator lainnya.
Pikirkan urutannya sebagai a, b, c, dll. Jika muncul huruf J, kita bisa menebak bahwa sekuelnya adalah K. Demikian pula, jika huruf U muncul, kita dapat memprediksi bahwa huruf yang muncul akan menjadi V keesokan harinya.
Thomas N. Bulkowski memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, tempat candle seperti anak melek di kalangan anak tunanetra. Kita hanya perlu memahami candle “anak sekolah” dan mengabaikan candle “anak buta”.
Kemudian, formulir surat di atas akan ditolak dengan sendirinya. Misalnya, pencuri yang sedang naik daun. Dipercaya bahwa candle ini telah menghasilkan tren naik, dan meskipun tidak akan muncul besok, namun akan muncul dalam beberapa hari ke depan. Inilah yang dimaksud Thomas. Dalam “Encyclopedia of Candlesticks” miliknya, Thomas tidak hanya merangkum banyak pola candlestick, tetapi juga merangkum tingkat keberhasilan setiap pola. Sangat merekomendasikan membaca.
Saya memiliki pendapat saya sendiri tentang candle ini. Seperti yang saya tulis di paragraf kedua, berhati-hatilah saat trading langsung menggunakan analisis candlestick karena akurasinya sangat kecil. Setidaknya, ini berdasarkan pengalaman saya. Meskipun saya menggunakan filosofi “anak terpelajar” di atas, saya masih kesulitan memahami arah perilaku harga.
Namun, filosofi Thomas menyampaikan pesan yang bermakna. Pesannya adalah tidak semua candle digunakan. Kita hanya perlu mengejar ketinggalan dengan “anak terpelajar” karena dia punya banyak informasi penting untuk stok teknologi, seperti sinyal, waktu, dll. Anda hanya perlu mendefinisikan kembali masalah “anak terpelajar”.
Candle memberi tahu kita bahwa mereka dapat dibuat menjadi bentuk apa pun tanpa khawatir kehilangan kekuatan tren. Dalam tren naik, candle dapat berubah warna dari bullish menjadi bearish, tetapi hasil akhirnya adalah harga akan terus naik.
Tren menurun adalah sebaliknya. Jika kita hanya membaca candle dalam urutan alfabetis, kecil kemungkinannya untuk memahami logika aksi harga.
Jika dapat dibuat menjadi bentuk apa pun tanpa khawatir kehilangan kekuatan tren, maka kita akan menyadari bahwa sesuatu telah terjadi sebelum pergerakan cahaya candle. Itu tidak akan berinteraksi dengan grafik masa depan karena ini tidak mungkin.
Ini harus tetap berinteraksi dengan grafik sebelumnya, karena ini adalah satu-satunya cara untuk membentuk pergerakan harga keesokan harinya. Jika hanya berdasarkan perasaan pedagang saat ini dan fluktuasi acak, kami tidak akan bisa memahaminya.
Anda tidak hanya akan melihat lubang bearish dalam jangka waktu 5 menit, tetapi kita juga dapat menyimpulkan bahwa meskipun candle 5 menit menjadi Harami, harganya akan turun. Bahkan pada daily chart, bearish engulfment dapat merespon dengan rebound pada hari berikutnya.
Saya sangat suka fitur utama candle ini adalah menyampaikan informasi dengan sangat cepat. Jauh lebih cepat daripada teknologi apa pun, baik klasik maupun modern.
Kerugiannya adalah sulit untuk dibaca dan dipahami, itulah sebabnya ia tidak bisa berdagang dengan candle.
